Monday, October 31, 2016

Paguyuban Etnis Batak Kota Sawahlunto Dos Ni Roha



Bantu Pomosi Wisata Mewujudkan Visi Misi Kota Wisata Tambang Berbudaya

Ali Yusuf, Walikota Sawahlunto Diberi Ulos
Bunyi Seruling mengalun mengiringi Gondang Sembilan pada acara Paguyuban etnis Batak Kota Sawahlunto Dos Ni Roha tampilkan pentas seni budaya 'Semalam di Bonapasogit', Sabtu, 29 Oktober 2016 malam di lapangan Segitiga Ombilin, Kota Sawahlunto. Alat musik tradisional Batak itu mampu memukau ratusan penonton untuk tetap bediri menonton meskipun hujan rinai.

Dibawah ruyuran hujan membasahi lapangan segitiga Ombilin serta karpet merah membentang. Enam orang penari Tor-Tor berpakaian adat batak keluar dari belakang panggung. Atas bentangan karpet yang basah penari menghentakan kakinya dengan lincah. Gerakan tarian yang rampak dan harmonis dan sopan santun tertera dalam tarian Tor-Tor Batak.

Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian Ulos (Songket Batak) kepada tamu undang sebagai penghormatan tertinggi dan simbol persahabatan. Serta dilanjutkan dengan Pengukuhan pengurus paguyuban Dos Ni Roha Kota Sawahlunto masa bakti 2016-2020.

JS Simanjutak, Ketua pelaksana Dos Ni Roha mengatakan bahwa pentas seni dan budaya ini akan mengobati kerinduan dengan Bonar Pasigit atau tanah kelahiran (Semalam di Bonapasogit). Ada beberpa penampilan seni baik paduan suara, Trio dan tarian Tor-Tor serta penampilan pakaian adat Batak.

"Melalui paguyuban Dos Ni Roha dengan mempragakan pentas seni Kota sawahlunto menjadi lebih semarak. Kemudian, daerah lain akan mengetahui bahwa kota ini memiliki keanekaragaman suku adat dan budaya yang harmonis. Hidup berdampingan yang rukun dan damai serta tetap membertahankan seni budaya leluhur," ungkapnya.

Ia berharap kedepan kegiatan ini tetap terus berjalan tentu akan lebih meriah lagi dibandingkan hari ini. Kemudian semangat kekeluargaan dan silaturrahmi antar semasa tetap terus berjalan dengan baik serta mendukung program pemerintah demi tercapainya visi misi kota Wisata Tambang Berbudaya.

Sementara itu, P Sitohang, Penasehat Paguyuban Batak Dos Ni Roha Kota Sawahlunto mengatakan bahwa kegitan pentas seni budaya semalam di Bonapasogit itu sudah menjadi ivent tahunan. Paguyuban Batak Dos Ni Roha menampilkan beberapa atraksi dan kebudayaan semua suku di Tanah batak, seperti kesenian gondang sembilan, Tari Tor Tor serta musisi Trio Lamtama.

"Dos Ni Roha, merupakan bentuk apresisan dan partisipasi untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan visi misi kota sawalunto menjadi kota tambang wisata dan berbudaya. Semalam di Bonapasogit ini bertujuan untuk menghibur dan mewujudkan kekompakan. Kemudian meningkatkan silaturrahmi dari semua unsur komponen yang ada dengan semangat bersatu teguh dan bercerai runtuh. Sebab, kita menyakini pepatah dimana bumi di pijak disanalah langit di junjung," sebutnya.

Ia melanjutkan, sebagai bagian warga kota Sawahlunto, Paguyuban Dos Ni Roha mendukung program pemerintah kota dalam proses kemajuan kota sawahlunto. Selain itu, pemerintah kota dapat menerima keberadaan paguyuban batak kota sawahlunto dengan memberikan pembinaan dan dukungan. Selanjutnya, diharapkan kedepan pemerintah dapat membantu paguyuban batak Dos Ni Roha untuk masuk dan terlibat langsung dalam kalender ivent kota Sawahlunto.

"Setiap tahun paguyuban Batak mengadakan hiburan rakyat, hal ini bertujuan untuk membangun kota sawahlunto dan membantu promosi wisata kota sawahlunto. Kegiatan ini adalah memupuk semangat saling mengerti dan saling memahami serta saling mengingatkan atar sesama. Karena hidup akan terasa enak kalau saling pengertian satu sama lain dengan rasa kekeluargaan yang tinggi," ungkapnya.

Ia menyebutkan dalam bentuk promosi wisata kota Tambang berbudaya terus Paguyuban mempunyai cara tersendiri. "Kegiatan malam ini kita mendatangkan Paguyuban Tebing Tinggi, Pekanbaru, Batam, Sijunjung dan Solok. Kehadiran mereka ke kota Sawahlunto ini akan dapat membatu pomosi kota sawahlunto setelah mereka kembali ketempat masing-masing dan akan bercerita tentang ke indahan kota sawahlunto," akunya.

Ali Yusuf, Walikota Sawahlunto saat memberikan sambutan menyebutkan bahwa Sawahlunto dan Suku Batak telah lama menjalin hubungan secara emosional. Pada tahun 1834 ada tiga orang pemuda berdaudara dari Treggano, melalui perahu sampai ke Sumatera langsung menuju Silungkang Kota Sawahlunto. Singkat cerita, tiga orang saudara tersebut bolak-balik menjual tenun untuk dipasarkan.

Hal itu memaksanya untuk bolak-balik dari Trenggano ke Silungkang untuk memasarkan songket akan memakan waktu lama dan biaya. Maka, pada suatu waktu saudara pertama berkeinginan mengajak warga Silungkan untuk belajar membuat tenun dan dipasarkan, akhirnya dikenal dengan songket Silungkang Kota Sawahlunto.

Kemudian, saudara kedua juga punya memikirkan bahwa suatu hal tidak mungkin terus bersama-sama menjalankan bisnis. Maka saudara keduanya itu pun pergi ke Sumatera Utara dan disana juga membuat Tenun yang dikenal dengan nama Ulos. Sementara itu saudara ketiga juga ingin hidup mandiri dan pergi merantu ke Palembang. Disana juga pengrajin dan pengusaha tenun dan dikenal dengan Tenun Palembang.

Artinya persaudaraan Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI) telah tejalin sejak jaman dulu terutama di kota sawahlunto. Maka dari itu, tetap bersatu teguh dan mempertahankan NKRI dengan cara mempertahankan seni budaya, tampa memandang ras, suku, golongan. Hal ini merupakan salahsatu indikator bahwa bangsa yang besar adalah bangsa memiliki berbagai budaya terpelihara dengan baik.

"Maka, pemerintah Kota Sawahlunto dalam hal ini membina, melindungi dan melestarikan adat budaya yang ada di kota Sawahlunto untuk dilestarikan serta diwariskan ke anak cucu kelak. Untuk mengembalikan gairah dan semangat budaya yang ada di kota sawahlunto program pemerintah tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan dari adat suku budaya yang ada di kota Sawahlunto," katanya.

Ali Yusuf menyebutkan bahwa pemerintah kota berterimakasih kepada paguyuban yang ada di kota Sawahlunto telah berpartisipasi mendukung program pemerintah. "Suatu kebanggaan bagi pemerintah kota adanya partisipasi mengembangkan seni budaya yang ada di kota Mulitikultural hidup harmonis dan berdampingan," tutupnya

No comments:

Post a Comment